Cari Blog Ini

“Mburu Uceng Kelangan Dheleg”


Artinya: Memburu hal kecil, kehilangan yang besar.

Perkembangan materialis dalam kehidupan semakin tinggi berbanding lurus dengan banyaknya diciptakan “tools” alat bantu kehidupan manusia yang serba otomatis, semua serba mudah dan gampang, bahkan bisa dikatakan tanpa “tools” penunjang ini manusia tidak bisa hidup.
Hal inilah yang kemudian memberikan input secara terus menerus pada generasi ke generasi untuk akhirnya sangat terantung materialis..

Pada akhirnya ini kemudian yang materialis lebih dikejar dalam hidup daripada yang mistis (kasunyatan).
Ukuran kwalitas hidup akhirnya pula disematkan berkwalitas atau tidak, dilihat bagaimana pencapaian materialis…

Banyak yang berpendapat, biar dapat materi dulu barulah dia mulai masuk pada kasunyatan. Dalam konteks ini sebenarnya adalah mereka telah mempertaruhkan hal besar (nyata) demi suatu hal kecil (maya/materi). Padahal materi dapat diciptakan kalau kita mencapai hal yang nyata ~ “cipto dadi nyato”
Saya tidak mengunakan istilah “korban” atau “berkorban” ataupun “pengorbanan” sesuatu yang besar demi hal kecil.
Karena “pengorbanan” dalam arti sebenarnya adalah kehilangan sesuatu yang baik demi sesuatu yang lebih baik, pada bahasa falsafahnya adalah mengambil kebijaksanaan.
Nah.. Falsafah diatas menujukan “ke-Botol-an” bukan kebijakan.

- Dalam kehidupan berumah tangga “Mburu Uceng Kelangan Dheleg” adalah bahwa lebih penting adalah kesatuan dan kemanunggalan diatas segala-galanya dari apa yang dikejar. Ada satu istilah bahwa kalau usaha atau karier mau bagus maka biasanya keluarga berhasil secara kwalitas.
Kerakusan demi egoisme kenyamanan sering mengorbankan kehidupan keluarga.
Saling membangun keluarga, maka hal yang lain (materi) akan mengikuti.

- Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), orang tua sering memaksakan anaknya untuk berprestasi berakedemik dari pada mengajarkan cara logika berpikir, atau lebih senang anaknya sanggup menghapal, daripada anak mengerti. Demikian guru menitik beratkan fanatisme ajaran daripada esensi ajaran.
- Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), nilai kemanusiaan harus diletakan diatas segalanya. Kehilangan nilai kemanusiaan demi pengejaran nilai lain adalah penurunan derajat kemanusiaan itu sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar