Cari Blog Ini

FAJAR DI POJOK KAMPUNG






Fajar menyingsing

Gelap mulai datang
Anak ayam celoteh
Mencari induknya

Si buyung kecil
Pergi ke surau
Tampak gagah dengan peci hitam
Dan leher berbalut syurban

Senyum tipis namun penuh arti
Selalu terlontar dari bibir mungilnya
Merekah dan mempesona
Tanpa ada gundah dan juga gulana

Tetangga terperangah sambil bertanya
Nak kemana kah dikau wahai buyung
Dengan lembut buyung berkata
Nak ke surau mencari kedamain hati

Ada apakah di surau wahai buyung?
Sampai tiap hari engkau pergi kesana?
Begitu ungkapan tetangga
Penuh dengan tanda tanya

Lemah lembut buyung berkata
Surau tempat aku menimba
Mencari arti dari hidup
Agar mampu berdiri

Berbagi dengan para pemuka
Bersama bersua dalam suka dan duka
Sehingga terpancar nur Ilahy
Bekal kelak hidup setelah mati

Tiba-tiba….
Kakek tua menangis
Mendengar perkataan buyung
Seraya berkata..
Masih adakah pintu bagi kakek yang sudah renta..???

Dengan senyum yang semakin merekah
Buyung mendatangi dia..
Kakek..
tidak akan pernah tertutup pintu
Bagi mereka yang berkenan hati untuk kesana

Tidak ada kata terlambat
Bagi mereka yang ingin tau nikmatnya taubat
Tidak ada kata berat
Selagi kita masih mempunyai niat

Mari.. ikut dengan buyung
Kan buyung kenalkan dengan mereka
Para pemangku dan pemuka
Sampai kita tahu betapa hidup penuh makna..

Note: 17 April 2006/16 Robiul Awal 1427 (saya temukan kembali saat buka-buka lampiran)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar